PESAN
BERMAKNA DARI RUANG TOILET
Sesaat
kalimat tersebut biasa-biasa saja, namun setelah direnungkan dalam-dalam terasa
bukan hal yang biasa. Pesan ini dijumpai
di ruang toilet di Bandara Soetta, yang kalau dipahami secara sederhana
merupakan himbauan atau permintaan agar kita peduli terhadap kebersihan setelah
menggunakannya, sehingga pengguna berikutnya tidak terganggu dan dapat
menggunakannya dengan nyaman. Namun
jika pesan yang ditulis dengan gambar karikatur serta dibingkai indah tersebut
dipahami lebih universal, maka pesan tersebut menjadi sarat makna. Siapapun dan apapun profesi kita, jika
berorientasi kepada kepentingan orang atau pihak yang bersinggungan dengan
pekerjaan kita, pasti kita akan berupaya melakukan pekerjaan atau kegiatan dengan
kualitas yang lebih optimal. Marilah kita ambil sebuah contoh misalnya
seseorang dengan profesi guru/dosen. Pertama diidentifikasi lebih dahulu siapa
saja pengguna hasil kinerja kita sebagai tenaga pendidik. Hasil kinerja berupa output/outcome dari
hasil didik kita, bisa digunakan oleh dunia usaha/industri, direkruit menjadi
pegawai pemerintah atau lembaga negara yang lain, digunakan oleh masyarakat,
ataupun perguruan tinggi lain jika anak didik kita melanjutkan pendidikan ke
jejang yang lebih tinggi. Disamping itu masyarakat secara luas sangat
berkepentingan terhadap output/outcome seorang guru/dosen. Dengan demikian kita bisa memetakan
pihak-pihak yang berhubungan dengan kinerja kita sebagai guru/dosen, termasuk
yang paling utama adalah para murid/mahasiswa itu sendiri. Mereka semua sebagai pemangku kepentingan
atau “stakeholders” yang harus dilayani dengan baik dan memuaskan. Oleh karena
itulah di setiap lembaga pendidikan tidak terkecuali di perguruan tinggi, disusun suatu metode bagaimana cara memuaskan “stakeholders” yang kemudian
dikenal dengan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Tujuan
SPMI adalah memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berkelanjutan,
yang dijalankan oleh suatu perguruan tinggi secara internal, untuk mewujudkan
visi, serta untuk memenuhi kebutuhan stakeholders melalui
penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Pencapaian tujuan penjaminan mutu
dilakukan melalui SPMI, untuk kemudian memperoleh akreditasi melalui SPME oleh
BAN-PT atau lembaga mandiri yang diakui Pemerintah. Dalam Sistem Penjaminan Mutu ada suatu slogan
yang sederhana, yaitu “tulis apa yang kamu kerjakan, dan kerjakan apa yang kamu
tulis”. Maknanya bahwa semua praktek
baik (best practices) yang telah menjadi tradisi yang bagus pada suatu unit
kerja harus didokumentasikan dalam bentuk Buku Peraturan/Petunjuk atau
sejenisnya. Selanjutnya agar Buku Peraturan/Petunjuk tersebut mudah
dioperasionalkan, maka harus dijabarkan
dalam bentuk Standard Operating Procedures (SOP). Dalam SOP tersebut akan secara gamblang
menjelaskan “siapa” dan “melakukan apa”.
Kalau dokumen yang berisi peraturan ataupun SOP tersebut sudah tersedia,
maka dokumen-dokumen tersebut harus digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaannya (“kerjakan apa yang kamu tulis”). Namun sebelum dilaksanakan harus disosialisasikan dan dilatihkan pada
setiap amggota unit kerja. Jika prestasi
kerja setiap SDM didasarkan pada capaian kinerja yang sudah ditetapkan dalam
standar mutu setiap unit kerja, maka diyakini bahwa setiap individu organisasi
akan berusaha melaksanakan tugas dengan baik dan tuntas (job accomplished).
Dengan demikian operasional organisasi yang dilakukan dengan konsep SPMI, akan cenderung membentuk manusia-manusia yang berbudaya mutu dan berkebiasaan baik (“well human being”). Jika semua sivitas akademik suatu perguruan
tinggi terdiri dari komunitas yang terbentuk dari individu-individu yang "well human beeing" maka mereka akan "well performed" dalam menjalankan
tugas masing-masing. Akhirnya PT dimana mereka berada akan menjadi PT unggulan yang mampu berkompetisi dengan baik. Dengan demikian, peningkatan mutu perguruan tinggi secara
berkelanjutan dapat diwujudkan secara komprehensif dengan menciptakan budaya mutu melalui SPM-PT. Peningkatan
mutu perguruan tinggi atau secara umum peningkatan kualitas pendidikan
Indonesia harus menjadi prioritas saat ini.
Salah satu alasan adalah karena tingkat daya saing bangsa Indonesia dibanding
dengan negara-negara lain belum menggembirakan termasuk dengan Asean sekalipun.
Setiap tahun badan dunia UNDP mengeluarkan laporan tingkat daya saing bangsa
yang dinyatakan dalam Human Development Index (HDI). Sumber daya manusia yang berkualitas
merupakan produk dari pendidikan tidak terkecuali perguruan tinggi. Oleh karena
itu lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi, harus berupaya keras
meningkatkan kualitasnya dengan memperkuat sistem penjaminan mutu. Inti dari
sistem penjaminan mutu terletak pada perilaku mendahulukan dan memuaskan
pelanggannya atau stakeholers. Siapakah stakeholders? Mereka adalah yang akan
menikmati secara langsung ataupun tidak langsung hasil kinerja kita. Guna senantiasa menyadarkan pada kita, maka
tataplah dalam-dalam pesan yang tercantum dalam bahasa karikatur tersebut. Kita jangan tidak mengindahkan hanya
gara-gara pesan itu berasal dari sebuah toilet, yang sering dikonotasikan sebagai tempat yang jorok dan bau. Selama ini kita mengenal kata bijak : "Undhur maa qoola walaa tandhur man qoola", yaitu "janganlah lihat siapa yang bicara, namun lihatkan apa yang dibicarakan". Kata bijak tersebut, juga bisa dikembangkan sehingga bermakna : “jangan lihat dari mana
pesan itu berasal, tapi lihatlah makna dari pesan itu”…….
nice info bagus sekali infonya suka bacanya deh
BalasHapusobat flu bayi
Informasi yang menarik, coba cari tahu juga Investasi Saham
BalasHapus