Ingat santiaji yang diberikan senior saat pendidikan di AAU,
bahwa “rekreasi” didefinisikan secara sederhana dengan menggabungkan kata “re” dan “kreasi” yang artinya kegiatan untuk mengembalikan
kreasi. Jadi semua kegiatan yang
berdampak meningkatnya daya cipta
disebut “rekreasi”. Tidak peduli jenis kegiatan apapun olah raga, bermain
musik, kegiatan rohani, bahkan tidurpun sejauh memberikan kesegaran dalam
berkreasi maka kegiatan tersebut termasuk “rekreasi”. Mungkin definisi ini digunakan untuk tidak
membatasi pemahaman para Karbol bahwa rekreasi itu hanya diartikan pada
kegiatan “pesiar” ke luar kampus. Kegiatan
rekreasi yang bertujuan meningkatkan daya cipta, mungkin sudah tidak terlalu
penting bagi sebagian besar para orang tua. Kemunduran fisik dan psikologis
para pensiunan yang notabene orang tua, menganggap yang terpenting dalam
kegitan rekreasi hanya untuk mendapatkan “fun” atau kegembiraan. Dengan kegembiraan yang diperoleh bersama komunitasnya, maka
akan memberikan suasana relaks dan santai yang sedikit banyak akan berpengaruh
positif pada kesehatan fisik dan jiwa. Dengan pertimbangan tersebut dan
sekaligus melaksanakan program kerja tahun 2016, pada tanggal 14 sd 15 Januari
2016 Pengurus PPAU Cabang 03 DIY mengadakan kegiatan rekreasi ke Sarangan dan
Lanud Iswahyudi yang dikoordinir oleh Ketua Bidang Wanita yaitu Ibu Nancy Eko
Budiono.
Syukur alhamdulillah ibarat gayung bersambut, Komandan Lanud Iswahyudi
(Marsma TNI Fachri Adamy) berkenan memberikan berbagai fasilitas dan keperluan
dalam kegiatan wisata ini. Kami rombongan berjumlah 20 orang diberikan fasilitas
akomodasi mulai dari kedatangan sampai dengan pulang ke Yogya pada keesokan
harinya. Rombongan bermalam di Ghraha Cirro Stratus yang berlokasi pada
ketinggian di tepian telaga Sarangan, sehingga memberikan view yang indah
sekali. Pada hari pertama tidak banyak
yang dilakukan kecuali makan siang/malam, bersantai ria sambil bernyanyi dan menari
poco-poco diiringi organ tunggal di Hall Cirro Stratus. Bahkan pada sore hari Komandan Lanud Iwy berkenan
menyambangi kami didampingi Kadisops dan Kadispers mengobrol santai tentang
berbagai hal sampai waktu maghrib.
Bergembira di tepian Telaga Sarangan |
Acara keesokan harinya merupakan pengalaman yang spektakuler khususnya bagi
para ibu-ibu. Setelah pagi-pagi
rombongan melakukan kegiatan di tepi telaga seperti joging, naik kuda ataupun
speed boat mengitari telaga, maka dilanjutkan kunjungan ke Lanud Iwy. Kebetulan
pada saat kami turun dari kendaraan bersamaan dengan 6 penerbang yang baru
turun dari cockpit pesawat F-16/Fighting
Falcon yang baru saja diterbangkannya.
Para penerbang F-16/Fighting Falcon foto bersama dengan Pengurus PPAU
Cabang 03 DIY
|
Kontan para ibu mendaulat untuk foto bersama. Akhirnya 6 penerbang yang masih muda dan
gagah, lengkap dengan “flying suits” nya berpose jongkok di depan para
purnawirawan. Bagai anak yang diberi
mainan baru, maka anggota rombongan terutama ibu-ibu saling berfoto dan ber-selfie
ria di depan pesawat F-16 yang nampak gagah dan angker.
Setelah puas di Skadron 3 perjalanan dilanjutkan ke Skadron 14 pesawat
F-5/Tiger. Pesawat F5/Tiger buatan North Throp AS yang berkemampuan supersonik
pada awal tahun 1980-an mengingatkan kita pada pesawat-pesawat yang
berkemampuan intercepter supersonik yang pernah dimiliki TNI AU. Pada tahun
1960-an TNI AU memiliki beberapa pesawat supersonik seperti MIG 19 dan MIG 21
buatan Uni Sovyet. Namun setelah itu
terjadi kevakuman yang cukup lama, ketika
semua pesawat buatan Uni Sovyet tidak boleh diterbangkan. Meskipun telah digunakan TNI AU selama hampir
35 tahun, F-5 masih nampak kokoh berwibawa sebagai pesawat buru-sergap
(intercepter). Terakhir kami mengunjungi
Skadron 15 pesawat T-50/Golden Eagle buatan Republik Korea. Melihat pesawat ini mengingatkan kami pada peristiwa
tanggal 20 Desember 2015 di Lanud Adi, yang mengakibatkan gugurnya 2 pilot dan
pesawatnya mengalami total lost. Hari
saat kunjungan bertepatan dengan 40 hari sejak kejadian tersebut, di mana malam
harinya akan diadakan acara kirim do’a kepada ke dua arwah pilot yang gugur
oleh seluruh anggota Lanud Iswahyudi.
Foto bersama dengan latar belakang pesawat T-50/Golden Eagle |
Sebagai penutup acara, rombongan dijamu makan siang bersama Komandan
Lanud beserta staf dengan menu makanan khas Madiun/Jawa Timur yaitu soto dan
rujak cingur yang lezat merangsang selera. Pada saat rombongan kami berpamitan,
Komandan Lanud Iwy menyampaikan bahwa hubungan kita ibarat orang tua dan anak,
yang tentunya anak akan siap menerima setiap kehadiran orang tua. Selanjutnya Komandan mendoakan agar kami para
purnawirawan senantiasa diberi kesehatan dan bisa merasakan kebahagiaan dalam
menjalani masa pensiun. Bagi kami para purnawirawan yang dianggap orang tua,
tentu harus tahu betul kondisi anak dan selalu mendoakan agar anak senantiasa
diberikan keselamatan, kelancaran dan keberhasilan dalam melaksanakan tugas
negara. Sebelum meninggalkan Lanud Iwy
kami mendapat kehormatan foto bersama dengan Komandan Lanud Iwy.
Kami rombongan meninggalkan Lanud Iwy setelah lepas tengah hari dengan
perasaan haru, bangga, senang, puas bercampur aduk menjadi satu. Terus terang
penerimaan dan penghormatan yang diberikan Komandan Lanud Iwy beserta staf
kepada rombongan, jauh melebihi ekspektasi yang kami bayangkan. Kami meyakini bahwa ada ketentuan Tuhan yang
tidak pernah berubah sepanjang zaman, bahwa kebaikan pasti akan berbuah
kebaikan meskipun kita tidak pernah tahu kapan dan dari mana datangnya. Mungkin
kebaikan itu kita peroleh lantaran kita dulu
pernah menjadi pembina, guru ataupun senior yang membimbing mereka.
Foto bersama dengan Komandan Lanud Iwy
Atau bisa jadi kebaikan itu kita terima karena
kebaikan sesepuh TNI AU/para purnawirawan senior yang pernah membimbing dalam
meniti karier mereka di TNI AU …..
|
seru sekai yah kak
BalasHapusmarkaindo selaras